5 Goals in The Future

  • Oktober 08, 2020
  • By Nur Muhammad Luthfi
  • 0 Comments

Yo, semuanya setelah sebelumnya gue bahas 5 lagu favorite gue, kali ini gue pengen sharing tentang 5 goals yang pengen gue achieve di kemudian hari. Goals ini akan gue bahas dari timelinenya yang paling paling dekat saat ini sampai saat gue di usia 40 - 50+. Here we go my friend...


  1. Hidup sehat. Dulu gue punya mindset ketika masih muda adalah waktu untuk bekerja keras. Literally bekerja keras, bagai kuda. Numpung masih muda tenaga masih banyak, belum ada tanggungan dan fisik yang masih ok. Sayangnya, parameter terakhir sudah tercoret dalam list kehidupan gue. Fisik gue kurang ok dikarenakan masa kecil gue yang sangat goblok dan madesu. Pulang sekolah main game, cabut les buat ke warnet sampai berjam-jam gak inget waktu, gak inget minum air putih. Awal-awal gak berasa efeknya tapi, setelah lama, efeknya itu compunding banget. Saat ini, gue lagi membangun sebuah habit untuk hidup sehat. Setiap pagi harus jogging minimal 20 menit, 4 hari dari seminggu pergi ke gym untuk workout (extra miles) dan menggunakan metode 20-20-20 ketika menggunakan gadget. Dari pada gue kerja exta keras dapet duit banyak yang nantinya diakhir gue pake untuk biaya berobat bukan untuk dinikmati ya buat apa coba? Agak aneh banget sih yang dinikmati sangat sedikit bahkan sampai tidak ada sama sekali. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
  2. Hidup mandiri mandi cuci kaki sendiri. Saat ini hidup gue masih disokong oleh orang tua gue. Alhamdulillah, keluarga gue termasuk yang gak toxic yang suka nuntut ke anak-anaknya. Tapi, jangan sampai terlena. Walaupun kita masih dibackup orang tua membuat kita males-malesan. Udah beban negara, beban keluarga pula. Amit-amit! Semoga dari kita tidak ada yang menjadi parasit circle kita. Goals. ini gue gak muluk-muluk banget, gue bisa makan dan minum, internetan tanpa ngelag, beribadah dengan khusyuk udah nikmat banget. Gue tersadarkan, gue gak terlalu menggebu-gebu punya impian bak Elon Musk. Impian itu penting, impian dapet mendrive dan memotivate kita untuk tetap on purpose, tapi tetap realistis! Jangan sampai memaksakan keadaan dan kehendak. Kalau itu rezeki kita, maka akan datang. Kalimat barusan, gue terinspirasi dari obrolan gue dengan temen SMA gue, namanya Adit. Doi berkata kira-kira seperti ini, yang terlewat mungkin bukan rezeki kita, yang kita dapat itulah rezeki kita. I hope you guys know the meaning.
  3. Setelah gue hidup gue udh settle, gue pengen bisa bermanfaat banyak orang. Maybe, creating digital products, making content or anything in between. Gue pengen banyak bisa ngasih dampak positif ke banyak orang, ngebantu mereka jadi lebih baik, influence mereka untuk melakukan hal yang sama. Kalau dipikir-pikir ini keren juga, bisa jadi amal jariah buat kita. Kita ngebantu orang, orang yang kita bantu ngebantu orang lain. Compounding pahala men! Tentu kita ikhlas lilla ta'ala ketika membantu orang tanpa iming-iming mengharapkan balasan. Kalau kita mengharapkan balasan, itu namanya transaksi! Lu ngasih dia sesuatu, dia ngasih lu sesuatu. Mending berbisnis aja sih.
  4. Kemudian, ketika membangun hal tersebut, pasti gue membangun hal itu gak sendirian, dibantuin orang. Di sini, yang diharapkan adalah gue pengen, pengen banget, pake kata banget untuk semua orang yang ada disitu hidupnya sejahterah, work-life balance dan bahagia. That's itu, disana gue gak akan memanggil mereka dengan kata karyawan karena gue pengen membangun sebuah hubungan yang mendalam layaknya manusia, not just transaction thing! You help me with your time and skills in exchange of money. No no no no. Atau membuat kalian bekerja karena terpaksa baik itu deadline yang sangat menumpuk/permintaan client yang tak terbatas. Been there, done that. Gak enak rasanya. Gue pengen punya hubungan bermakna dengan semua anggota kapal karena gue sangat percaya bisnis itu pada intinya adalah manusia di belakang sebuah produk. Sehebat-hebatnya iPhone, ada engineer, designer, business dev dan PM untuk mencetuskan, mendesaing dan membuat iPhone. Selain itu, gue pengen membuat sebuah perusahaan yang bisa para 'karyawan'nya melakukan hal-hal gak hanya urusan duniawi saja. Gue pengen mereka bisa melaksankan ibadah khusuk tanpa memikirkan task yang belum selesai. Gue pengen mereka bisa istriahat ketika mereka butuh. Gue pengen mereka punya boundary yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. That's it. Quite long but, it will be true!
  5. Last but not least. Gue pengen jadi Ayah yang bisa jadi teman, sahabat, partnet untuk istri dan anak-anak gue. Jujur gue sendiripun belum ada pikiran menikah saat ini. Yang ada diotak gue kayaknya gue akan nikah diumur di atas 25. Gue pengen keluarga yang solid seperti keluarga gue sekarang dan menjadi sosok ayah yang punya waktu untuk anak-anaknya. Menjadi tauladan bagi anak-anaknya. 
That's you have it. Gimana goals temen-temen kalian? Yok dishare di kolom komentar di bawah. Follow blog ini supaya dapet notifikasi biar gak ketinggalan blog post selanjutnya. Bye!

You Might Also Like

0 komentar