Ngomongin mental illness atau penyakit mental belakangan ini lagi naik-naiknya karena film Joker yang menurut gue sangat bagus dari segi cerita. Moral story yang didelivery dengan apik dan sangat relate kepada kehidupan sekarang. Karena nonton film itu gue jadi meniatkan untuk nulis tentang penyakit mental. Buat kalian yang belum nonton film joker sangat gue sarankan untuk nonton film tersebut.
Sebenarnya mental illness real atau sebuah halusinasi aja? Untuk menjawab pertanyaan ini kita breakdown dulu sebenernya apa itu mental illness itu. Menurut Alodokter.com
Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Sama halnya dengan penyakit fisik, penyakit mental juga ada obatnya.
Terus penyebab dari mental illness ini apa sih? Ada banyak penyebab mental illness yaitu:
- Depresi adalah sebuah keadaan dimana seseorang merasa terus menerus merasa sedih. Misalnya ditikung temen.
- Skizofrenia adalah keadaan dimana tidak bisa membedakan antara halusinasi dan kenyataan.
- Gangguan Kecemasan adalah keadaan yang membuat seseorang cemas berlebihan karena hal kecil yang sebenernya gak ngaruh sama sekali ke kehidupan elo.
- Bipolar adalah kepribadian ganda. Ciri-cirinya moodnya gampang berubah tanpa ada hujan, angin, badai dan semacamnya.
- Gangguan Tidur adalah perubahan pola tidur yang mengganggu kualitas kesehatan seseorang.
Sekarang kita tau definisi, penyebab dan ciri-ciri orang yang mengidap gangguan jiwa. Nah, balik lagi ke judul artikel, apakah mental illness itu nyata? Yup, it is f-- real dude. Seriously. Gue kasih tau ya, terkadang temen lo di kampus, temen main, temen sekolah biasanya yang paling ceria, suka ngelawak buat temen-temen itu orang yang paling sedih. Mereka sedih ketika sendirian. They feel happy karena buat nyembunyiin kesedihannya di depan orang-orang. But feel depress when alone.
Terkadang juga gue benci sama orang terlalu meremehkan penyakit ini. Orang-orang selalu megkotakan orang yang memiliki mental illness = kurang beribadah. Like seriously? Bahkan Nabi aja, manusia yang di utus oleh Allah untuk menuntun umatnya ke jalan yang benar ngalamin depresi. Nah, oleh sebab itu tolol kepada pembaca untuk stop mengaitkaitkan depresi sama dengan kurang beribadah, tidak beriman atau semacamnya. Lebih gue sarankan untuk medengarkan keluh kesah mereka gak usah ngasih saran ke mereka kecuali memang meminta. Terkadang orang yang mengalami mental hanya perlu didengarkan. Kalau sudah, tahap selanjutnya lu harus support itu orang. Jangan pernah membandingkan masalah dia dengan masalah lu walaupun masalah yang lo hadapi lebih besar, susah dan perih dari dia. Bro... setiap orang datang dari latar belakang berbeda bro. Jadi kesimpulannya, jangan pernah untuk merendahkan orang yang terkena mental illness apalagi sampe menjudge dia kurang beriman.
0 komentar