Halo semua! Selamat hari natal bagi yang merayakan! Tahun baru tinggal hitungan jari. That's a lot of things happen in 2019. Yeah. Banyak sekali harapan atau resolusi yang gue harapkan tapi hanya beberapa yang berhasil gue implementasikan. It's been chaotic year. Kalau kalian gimana? I hope you guys doing awesome!
Gue mau berterima kasih ke tahun 2019 ini yang mengajarkan gue banyak hal. Dari hal relationship, money, health, etc. I Learnt a lot. But, I don't want to stop there. Tahun 2019 juga mengajari gue tentang self-awareness, patient and persistent. Gak hanya itu, 2019 mengajari gue tentang let it go and focus for the end goals and anxiety. Masih banyak hal yang pengen gue pelajari, achieve dan berbagai kepada kalian semua.
So yeah, in the upcoming year. I hope, I can learn a lot of things and be different. 2020 what's next?
Gambar dari unsplash.com |
- Done is better than perfect
Beberapa tahun belakang gue selalu menjadi orang yang sangat sangat sangat perfeksionis. a, b, c until z. Semua gue pikirin. Kala itu, pada awalnya biasa-biasa aja. No overhead or something. Tapi lama kelamaan gue ngerasain suatu hal.
Banyak hal yang pengen gue lakuin di tahun 2019. Karena gue masih perfeksionis, banyak hal yang akhirnya ke pending sampai akhir tahun ini gak jalan-jalan. Misalnya, awal September gue udah punya rencana buat podcast, tapi gak jadi-jadi. Gue mikirin gimana backsoundnya, intro soundnya, outro soundnya, branding podcastnya dan lain-lain. Saking kelamaan mikirnya akhirnya gak rampung-rampung juga.
Begitu juga dengan perkuliahan, terkadang gue suka ngepush temen gue untuk mengikuti standar yang gue punya. But it can't. Every person have own pace. Semester 4 kemarin juga, gue udah mulai slow down dari perfeksionis. Done is better than perfect. Karena ketika kita coba buat dulu aja kita bisa dapet feedback dan bisa melakukan iterasi selanjutnya untuk menuju perfect. Kalo dari awal kita sudah menentukan 'perfect' tersebut bakalan lama kita menuju state tersebut. Ketika ada kesalahan sedikit saja bakalan ngemakan waktu yang lama. It's good to attention to detail. But don't be stupid.
- Open your heart
Gak tau kenapa, hati gue bener-bener susah buat open lagi ke cewe. I feel something wrong, but don't know the reason. It's been a loooong time I've been in a relationship. Ngomong sama cewe aja sekarang susah banget. Cari topik pembicaraan aja susahnya minta ampun. Rasanya kaya cari jarum di tumpukan jerami. Kadang-kadang juga gue suka kaku dan gemeteran kalo ngomong berduaan sama cewe. Aneh. Tapi mau gimana lagi. Juga, ketika gue nemu yang menurut gue cocok dan when it's the time to tell her, I feel like no no no don't do it. Shit man.
Walaupun gue ada temen, keluarga, duit dan priviledge lainnya. Gue merasa ada yang kurang aja di kehidupan saat ini. Terkadang gue merasa kesepian. Ntah kenapa. I think I need someone to stay beside me. Yang mau berjuang sama-sama dan mulai dari 0. Tapi itu masih susah gue dapetin tahun ini. Sad. Terlebih lagi Agustus, 2020 gue insyaAllah bakalan wisuda.
Yeah, I hope that 2020 gonna be different for me from a relationship perspective.
- Stay hungry stay foolish
Belakangan ini, terkadang gue menjadi orang yang brengsek dan sok tau. Maksudnya, ketika ngobrol atau berdiskusi yang topik yang sangat gue passionate, gue merasa menjadi orang yang sangat-sangat paham dengan topik tersebut. Padahal terkadang perspective orang lain bisa ngebuka mata kita terhadap suatu hal yang tidak kita eksptasikan sebelumnya dan itu bisa menambah wawasan lo.
Kalau kata alm. Steve Jobs, Stay Hungry Stay Foolish. Tetaplah jadi orang lapar dan bodoh agar kita bisa belajar banyak hal. Di atas langit masih ada langit. Tetaplah menjadi gelas kosong ketika berbicara dengan orang lain supaya kita bisa belajar tanpa merasa menjadi orang paling mengerti banyak hal.
- Don't panic
Salah satu hal yang paling jadi kelemahan gue adalah panikan. Ketika gue test kepribadian MBTI tipe gue adalah INTJ-A yang bisa dibilang punya pikiran long term dan well planned. Karena itu, ketika rencana yang udah gue susun sedemikian rupa dengan memikirkan setiap resiko dan dampak yang dapat terjadi dan kemudian terjadi suatu hal yang tidak terduga, gue auto panik. Karena panik ini juga, gue jadi gak bisa berfikir logis dan matang-matang yang membuat gue jadi susah mengambil keputusan secara cepat dalam keadaan mendesak. Mungkin ya karena sifatnya Thingking (?). Maybe. Tapi gue rasa, pengambilan keputusan dengan cepat dapat dilatih jika gue niat. Semoga gue bisa mempelajari hal ini di tahun 2020.
Bagaimana dengan kalian? What next on your 2020?