Semakin ke sini gue semakin sadar, bahwa barang-barang yang ketika kita inginkan ternyata tidak kita butuhkan. Terlebih ketika gue mendalami kehidupan minimalis. Bagi yang belum tahu kehidupan 'minimalis' silahkan baca blog gue sebelumnya.
Sebagai seorang minimalis. Sangat krusial untuk memiliki barang yang mempunyai value. Sebelum gue menganut prinsip hidup ini, banyak sekali barang-barang yang jarang gue pakai. Padahal sebelum gue punya barang-barang tersebut, kalau gue ke mall atau liat-liat di internet gue suka ngiler-ngiler sendiri waktu ngeliat barang yang gue pengen. Tapi, pas gue udah punya, ya biasa aja. Nothing special.
Lalu barang apa aja sih yang gue berhenti beli?
Lalu barang apa aja sih yang gue berhenti beli?
- Branded/Trendy Fashion
Waktu gue SMA sekitar tahun 2016, saat itu lagi ngetren-ngetrennya sneakers. Sneaker yang lagi ngetren waktu itu Adidas Yeezy. Sebuah sepatu kolaborasi Adidas dengan rapper Kanye West. Boomingnya gila banget. Beberapa bulan kemudian keluar juga sepatu Adidas NMD R1 Tricolor. Gila. Tuh sepatu keren banget. Silhoute-nya keren bareng, apalagi strip 3nya itu warnya merah, putih dan biru. Pokoknya waktu gue ngeliat pertama kali itu sepatu keren banget, anjir! Yaudahlah gue nabung-nabung, akhirnya kebeli juga. Setelah sepatunya nyampe gue seneng parah. Sampe-sampe sepatu itu gue pake pas wisuda SMA. Gue merasa orang paling keren, hahahaha. Untung saja, istilah Hypebeast di Indonesia belum setenar sekarang. Tapi setelah lama punya, ya biasa aja. Pake tinggal pake. Gak terlalu menarik lagi. Dan semakin dewasa, gue sadar bahwa uang yang gue keluarkan lebih baik gue invest untuk diri gue sendiri. Ningkatin ilmu pengetahuan gue ataupun invest ke instrumen keuangan.
- Gadget
Sebagai orang yang dibilang geek, gue seneng banget punya barang-barang elektronik. Dari zamannya PS1 sampai PS5 yang mau rilis. Padahal PS4 aja belum punya. Banyak sekali barang-barang elektronik yang gue punya, sampe-sampe binggung mau make yang mana. Hingga barang yang dipake jadi tidak berfungsi dengan normal. Di rumah gue ada 6 monitor. 1 monitor berfungsi normal. Sisanya? Enggak. Kemudian, gue beralih dari barang wired menjadi wireless. Entah kenapa kalo kebanyakan kabel jadi pusing sendiri. Sebenarnya bisa aja dengan cable management yang baik. Cuman sepertinya, belum bisa gue terapin karena rumah gue yang cukup padet.
- Snack-Snack
Studi mengatakan, ketika kita berbelanja dengan keadaan perut kosong/laper dapat membuat kita spend more. Hal itu ternyata terbukti buat gue. Setiap kali gue belanja dalam keadaan laper, gue selalu ngambil banyak snack-snack yang waktu itu gue pikir, wah kayaknya enak beli aja deh. Tau-taunya apa? gak gue makan juga. Semenjak saat itu, gue kalo belanja kemana-mana lebih baik makan terlebih dahulu, untuk menghindari impulsive buying.
Jadi, itulah hal-hal yang jarang gue beli selama 1 tahun lebih hidup sebagai seorang minimalis. Banyak keuntungan yang gue dapetin. Lebih hemat, less thing less distraction yang paling penting value dari barang yang gue punya sangat gue manfaatkan.